porkaspoker Galau Poker Terpercaya
sayabola bola54 agen bola piala dunia 2018
Nonton Bokep Online Nonton Bokep Online

Cerita Sex Dimandikan Suster Cantik Suster


Cerita Sex Dimandikan Suster Cantik Suster - Cantik Yang Memandikanku. Pagi itu, sesudah bangun tidur, saya terasa pusing sekali, suhu badan tinggi serta pegal-pegal di sekujur badan. Walau sebenarnya tempo hari siangnya, saya masih tetap dapat mengemudikan mobilku seperti umum, tidak ada masalah apa-apa. 


Esok sorenya, karna keadaan badanku makin lebih buruk, pada akhirnya saya pergi ke Unit Kritis Darurat (UGD) satu rumah sakit populer di Jakarta. Saat saya check darah di laboratorium klinik dirumah sakit itu, nyatanya akhirnya trombosit-ku turun jauh jadi nyaris separuh trombosit yang normal. Pada akhirnya karna saya tidak ingin memikul kemungkinan, sore itu juga saya sangat terpaksa mesti rawat inap dengan kata lain diopname dirumah sakit itu.

Saya peroleh kamar di kelas satu. Itu juga hanya satu kamar yang masih tetap ada dirumah sakit itu. Kamar-kamar yang lain telah penuh terisi pasien, yang beberapa besar salah satunya juga menanggung derita DBD sepertiku. Di kamar itu, ada dua tempat tidur, satu milikku serta satunya sekali lagi untuk seseorang pasien sekali lagi, sudah pasti cowok juga dong. Bila cewek sich akan jadi huru-hara tuch! Dari hasil bebrapa bercakap saya dengannya, ketahuan kalau dia sakit tanda tifus.

Pada akhirnya, saya menggunakan malam itu berbaring dirumah sakit. Perasaanku jemu sekali. Walau sebenarnya saya baru sebagian jam saja di situ. Namun untung saja, rekan sekamarku suka sekali mengobrol. Jadi tidak merasa, tahu-tahu jam telah tunjukkan jam sebelas malam. Di samping mata telah mengantuk, juga kami berdua ditegur oleh seseorang suster serta dinasehati agar istirahat. Saya serta rekan baruku itu tidur.

Karena sangat nyenyaknya saya tidur, saya terperanjat ketika dibangunkan oleh seseorang suster. Hilang ingatan! Suster yang satu ini cantik sekali, meskipun badannya sedikit gempal namun kencang. Saya tidak yakin bila yang di depanku itu suster. Saya segera mengucek-ngucek mataku. Ih, benar! saya tidak punya mimpi! saya pernah membaca name tag di dadanya yang sayangnya tidak demikian membusung, namanya Novia (bukanlah nama sesungguhnya).

Mas, telah pagi. Telah saatnya bangun, kata Suster Novia. Nggg dengan sedikit rasa enggan pada akhirnya saya bangun juga meskipun mata masih tetap merasa berat. Saat ini telah tiba waktunya mandi, Mas, kata Suster Novia sekali lagi. Oh ya. Suster, saya pinjam handuknya deh. Saya ingin mandi di kamar mandi. Lho, kan Mas sesaat belum juga bisa bangun dahulu dari tempat tidur sama dokter. Jadi? Jadi Mas saya yang mandiin. Dimandiin? Wah, asik juga sepertinya sich. Paling akhir saya dimandikan saat saya masih tetap kecil oleh mamaku.

Sesudah tutup gorden putih yang melingkari tempat tidurku, Suster Novia mempersiapkan dua buah baskom plastik diisi air hangat. Lalu ada sekali lagi gelas plastik diisi air hangat juga untuk gosok gigi serta satu mangkuk plastik kecil jadi tempat pembuangannya. Pertama-tama kali, suster yang cantik itu memohonku gosok gigi terlebih dulu. Oke, saat ini Mas buka kaosnya serta berbaring deh, kata Suster Novia sekali lagi sembari membantuku melepas kaos yang kupakai tanpa ada mengganggu selang infus yang dikaitkan ke pergelangan tanganku. Lantas saya berbaring ditempat tidur. Suster Novia mengadakan selembar handuk diatas pahaku.

Suster Cantik Yang Memandikanku Dengan seperti sarung tangan yang terbuat berbahan handuk, Suster Vika mulai menyabuni badanku dengan sabun yang kubawa dari tempat tinggal. Ah, merasa satu perasaan aneh menjalari badanku waktu tangannya yang lembut tengah menyabuni dadaku. Saat tangan Suster Vika mulai turun ke perutku, saya rasakan pergerakan di selangkanganku. Astaga! Nyatanya batang kemaluanku menegang! Saya telah takut saja bebrapa bila Suster Novia lihat hal semacam ini. Uh, untung saja, nampaknya dia tidak ketahuinya. Rupanya saya mulai terangsang karna sapuan tangan Suster Novia yang masih tetap menyabuni perutku. Lalu saya disuruhnya berbalik tubuh, lantas Suster Novia mulai menyabuni punggungku, buat kemaluanku makin mengeras. Pada akhirnya, siksaan (atau kesenangan) itu juga selesai telah. Suster Novia mengeringkan badanku dengan handuk sebelumnya setelah bersihkan sabun yang menyelimuti badanku itu dengan air hangat.

Nah, saat ini cobalah Mas buka celananya. Saya ingin mandiin kaki Mas. Namun, Suster saya coba menyanggahnya. Celaka, fikirku. Bila hingga celanaku di buka selalu Suster Novia lihat tegangnya batang kemaluanku, ingin ditempatkan dimana wajahku ini. Tidak apa-apa kok, Mas. Janganlah malu-malu. Saya telah umum mandiin pasien. Tidak lelaki, tidak wanita, semua.

Suster Cantik Yang Memandikanku Pada akhirnya dengan tertutupi cuma selembar handuk di selangkanganku, saya melepas celana pendek serta celana dalamku. Ini buat batang kemaluanku terlihat makin menonjol dibalik handuk itu. Kacau, saya lihat perubahan di muka Suster Novia lihat benjolan itu. Wajahku jadi memerah dibuatnya. Suster Novia nampaknya sesaat tertegun melihat kemelut batang kemaluanku yang makin lama makin kronis. Saya jadi bertambah salah tingkah, hingga Suster Novia kembali juga akan menyabuni badanku sisi bawah.

Suster Novia menelusupkan tangannya yang menggunakan sarung tangan berlumuran sabun ke balik handuk yang menutupi selangkanganku. Awal mula ia menyabuni sisi bawah perutku serta seputar kemaluanku. Mendadak tangannya dengan tidak berniat menyenggol batang kemaluanku yang segera saja jadi bertambah berdiri mengeras. Sekonyong-konyong tangan Suster Novia memegang kemaluanku cukup kencang. Kulihat senyum penuh makna di berwajah.

Saya mulai menggerinjal-gerinjal waktu Suster Novia mulai menggesek-gesekkan tangannya yang halus naik turun di sekujur batang kejantananku. Semakin lama semakin cepat. Sesaat mataku membelalak seperti kerasukan setan. Batang kemaluanku yang memanglah memiliki ukuran cukup panjang serta cukup besar diameternya masih tetap dipermainkan Suster Novia dengan tangannya.

Suster Cantik Yang Memandikanku Karena nafsu yang mulai menggerayangiku, tanganku menggapai-gapai ke arah dada Suster Novia. Seperti ketahui apa maksudku, Suster Novia mendekatkan dadanya ke tanganku. Ouh, merasa enaknya tanganku meremas-remas payudara Suster Novia yang lembut serta kenyal itu. Memanglah, payudaranya memiliki ukuran kecil, kutaksir cuma 32. Namun memanglah yang namanya payudara wanita, bagaimanapun kecilnya, tetaplah menghidupkan nafsu birahi siapapun yang menjamahnya. Disamping itu Suster Novia dengan badan yang sedikit bergetar karna remasan-remasan tanganku pada payudaranya, masih tetap asik mengocok-ngocok kemaluanku. Hingga pada akhirnya saya rasakan telah nyaris menjangkau klimaks. Air maniku, kurasakan telah nyaris tersembur keluar dari dalam kemaluanku. Namun dengan berniat, Suster Novia hentikan permainannya. Saya menarik nafas, sedikit kesal karena klimaksku sebagai terlambat. Tetapi Suster Novia jadi tersenyum manis. Ini sedikit menyingkirkan kedongkolanku itu.

Tahu-tahu, ditariknya handuk yang menutupi selangkanganku, buat batang kemaluanku yang telah tinggi menjulang itu terpampang dengan bebasnya tanpa ada tertutupi oleh selembar benang juga. Selang beberapa saat, batang kemaluanku mulai dilahap oleh Suster Novia. Mulutnya yang mungil itu seperti karet dapat mengulum nyaris semua batang kemaluanku, membuatku seolah-olah terlempar ke langit ke-7 rasakan kesenangan yang tidak ada taranya. Dengan ganasnya, mulut Suster Novia menyedoti kemaluanku, seolah-olah menginginkan menelan habis semua isi kemaluanku itu. Badanku terguncang-guncang dibuatnya. Serta suster nan rupawan itu masih tetap menyedot serta mengisap alat vitalku itu.

Belum juga senang di situ, Suster Novia mulai menaik-turunkan kepalanya, buat kemaluanku nyaris keluar setengahnya dari dalam mulutnya, namun lalu masuk sekali lagi. Demikian selalu berkali-kali serta jadi bertambah cepat. Gesekan-gesekan yang berlangsung pada permukaan kemaluanku dengan dinding mulut Suster Novia membuatku nyaris menjangkau klimaks untuk ke-2 kalinya. Terlebih ditambah dengan permainan mulut Suster Novia yang makin bertambah ganasnya. Sekian kali saya mendesah-desah. Tetapi lagi, Suster Novia berhenti sekali lagi sembari tersenyum. Saya cuma keheranan, menduga-duga, apa yang juga akan dikerjakannya.

Saya terperanjat saat lihat Suster Novia kelihatannya juga akan jalan menjauhi tempat tidurku. Namun seperti tengah menggoda, ia melihat ke arahku. Ia menarik ujung rok perawatnya ke atas lantas melepas celana dalam krem yang dipakainya. Lihat ke-2 gumpalan pantatnya yg tidak demikian besar tetapi membulat mulut serta kencang, membuatku menelan air liur. Lalu ia membalikkan badannya menghadapku. Dibawah perutnya yang kencang, tanpa ada lipatan-lipatan lemak sedikitpun, meskipun badannya agak gempal, kulihat liang kemaluannya yang masih tetap sempit dikelilingi bulu-bulu halus yang cukup lebat serta terlihat beri kesegaran.

Suster Cantik Yang Memandikanku Tidak kusangka-sangka, mendadak Suster Novia naik ke atas tempat tidur serta berjongkok mengangkangi selangkanganku. Lantas tangannya kembali memegang batang kemaluanku serta menuntunnya ke arah liang kemaluannya. Sesudah terasa cocok, ia turunkan pantatnya, hingga batang kemaluanku amblas hingga pangkal kedalam liang kemaluannya. Awal mula sedikit tersendat-sendat karna demikian sempitnya liang kesenangan Suster Novia. Namun bersamaan dengan cairan bening yang makin banyak membasahi dinding lubang kemaluan itu, batang kemaluanku jadi gampang masuk semuanya ke dalamnya.

Tanganku mulai buka kancing pakaian Suster Novia. Sesudah kutanggalkan bra yang dipakainya, menyembullah keluar payudaranya yang kecil namun membulat itu dengan puting susunya yang cukup tinggi serta mengeras. Dengan sukanya, saya meremas-remas payudaranya yang kenyal. Puting susunya juga tidak ketinggal kujamah. Suster Novia menggerinjal-gerinjal sebentar-sebentar saat ibu jari serta jari telunjukku memuntir-muntir dan mencubit-cubit puting susunya yang demikian mengundang selera.

Disertai dengan pergerakan memutar, Suster Novia menaik-turunkan pantatnya yang ramping itu diatas selangkanganku. Batang kemaluanku masuk keluar dengan enaknya didalam lubang kemaluannya yang berdenyut-denyut serta jadi bertambah basah itu. Batang kemaluanku dijepit oleh dinding kemaluan Suster Novia yang selalu membiarkan batang kemaluanku dengan tempo yang makin cepat menghujam ke dalamnya. Jadi bertambah cepat jadi bertambah enaknya gesekan-gesekan yang berlangsung. Pada akhirnya untuk ke-3 kalinya saya telah menuju klimaks sebentar sekali lagi. Saya sedikit cemas bebrapa bila klimaksku itu terlambat sekali lagi.

Suster Cantik Yang Memandikanku Walau demikian kesempatan ini, nampaknya Suster Novia tidak ingin membuatku kecewa. Demikian rasakan kemaluanku mulai berdenyut-denyut kencang, secepat kilat ia melepas batang kemaluanku dari dalam lubang kemaluannya serta geser kedalam mulutnya. Klimaksku jadi bertambah cepat datangnya karna kuluman-kuluman mulut sang suster cantik yang demikian buasnya. Serta Crot crot crot sekian kali air maniku muncrat didalam mulut Suster Novia serta beberapa melelehi buah zakarku. Seperti orang kehausan, Suster Novia menelan nyaris semuanya cairan kenikmatanku, lantas menjilati bekasnya yang belepotan di sekitaran kemaluanku hingga bersih.

Mendadak gorden tersibak. Saya serta Suster Novia melihat kaget. Suster Mimi yang barusan memandikan rekan sekamarku masuk kedalam. Ia sesaat melongo lihat apa yang kami kerjakan berdua. Tetapi sebentar lalu nampaknya ia jadi maklum atas apa yang berlangsung serta jadi hampiri tempat tidurku. Dengan raut muka memohon, ia memandangi Suster Novia. Suster Vika memahami apa kemauan Suster Mimi. Ia segera meloncat turun dari atas tempat tidur serta tutup gorden kembali.

Suster Mimi yang wajahnya manis, walau tidak secantik Suster Novia, saat ini gantian menjilati semua permukaan batang kemaluanku. Lalu, batang kemaluanku yang telah mulai tegang kembali disergap mulutnya. Untuk ke-2 kalinya, batang kemaluanku yang terlihat menantang tiap-tiap wanita yang memandangnya, jadi korban lumatan. Kesempatan ini mulut Suster Mimi yang tidak kalah ganasnya dengan Suster Novia, mulai menyedot-nyedot kemaluanku. Sesaat jari telunjuknya disodokkan satu ruas kedalam lubang anusku. Sedikit sakit memanglah, namun aduhai enaknya.

Terasa senang dengan lahapannya pada kemaluanku. Suster Mimi kembali berdiri. Tangannya membukai satu-persatu kancing pakaian perawat yang dipakainya, hingga ia tinggal menggunakan bra serta celana dalamnya. Saya tidak menganggap, Suster Jihan yang bertubuh ramping itu mempunyai payudara yang jauh semakin besar dari pada punya Suster Novia, sekitaran 36 ukurannya. Payudara yang demikian montoknya itu seolah-olah ingin melompat keluar dari dalam bra-nya yang bermodel konvensional itu. Meskipun bukanlah termasuk juga payudara paling besar yang sempat kulihat, namun payudara Suster Jihan itu menurutku termasuk juga payudara yang paling indah. Mengerti saya yang selalu melotot memandangi payudaranya, Suster Jihan buka tali pengikat bra-nya. Benar, payudaranya yang besar menjuntai montok di dadanya yang putih serta mulus. Perasaan menginginkan saya nikmati payudara itu.

Namun nampaknya hasrat itu tidak terkabul. Sesudah melepas celana dalamnya, seperti yang sudah dikerjakan oleh Suster Novia, Suster Mimi, dengan telanjang bulat naik ke atas tempat tidurku lantas mengarahkan batang kemaluanku ke liang kemaluannya yang sedikit lebih lebar dari Suster Novia tetapi mempunyai bulu-bulu yg tidak demikian lebat. Pada akhirnya untuk ke-2 kalinya batang kemaluanku terbenam kedalam kemaluan wanita. Memanglah, batang kemaluanku lebih leluasa masuk liang kemaluan Suster Jihan dari pada kemaluan Suster Novia barusan. Seperti Suster Novia, Suster Jihan juga mulai menaik-turunkan pantatnya serta buat kemaluanku pernah mencemooht keluar dari dalam liang kemaluannya tetapi segera dimasukkannya sekali lagi.

Tidak tahan menganggur, mulut Suster Novia mulai merambah payudara rekanan kerjanya. Lidahnya yang menjulur-julur seperti lidah ular menjilati ke-2 puting susu Suster Jihan yang meskipun tinggi mengeras namun tidak setinggi puting susunya sendiri. Saya lihat, Suster Jihan pejamkan matanya, nikmati senggama yang terasanya membawanya terbang ke awang-awang. Ia tengah meresapi kesenangan yang datang dari dua arah. Dari bawah, dari kemaluannya yang terus-menerus masih tetap dihujam batang kemaluanku, serta dari sisi atas, dari payudaranya yang masih tetap asik dilumat mulut rekannya.

Mendadak gorden tersibak sekali lagi. Tetapi ke-3 makhluk hidup yang tengah terikut nafsu birahi yang sangat membulak-bulak tidak memedulikannya. Nyatanya yang masuk yaitu rekan sekamarku dengan kondisi bugil. Karna ia terasa terangsang juga, ia kelihatannya melupakan tanda tifus yang dideritanya. Sesudah tutup gorden, ia hampiri Suster Novia dari belakang. Suster Novia sedikit terhenyak ke depan pada saat kemaluannya yang dari barusan terbuka lebar ditusuk batang kejantanan rekan sekamarku dari belakang, serta ia melepas mulutnya dari payudara Suster Jihan. Lalu dengan entengnya, sembari selalu menyetubuhi Suster Novia, rekan sekamarku itu mengangkat badan suster bahenol itu ke luar gorden serta pergi ke tempat tidurnya sendiri. Mulai sejak waktu itu saya tidak ketahui sekali lagi apa yang berlangsung pada dia dengan Suster Novia. Yang kudengar hanya desahan-desahan serta nada nafas yang terengah-engah dari dua insan berbeda type dari balik gorden, di sampingku sendiri masih tetap terbenam dalam kesenangan permainan seks-ku dengan Suster Jihan.

Batang kemaluanku masih tetap menelusuri dengan bebasnya didalam lubang kemaluan Suster Jihan yang makin cepat memutar-mutar serta menggerak-gerakan pantatnya ke atas serta ke bawah. Selang beberapa saat, kami berdua mengejang. Suster Saya ingin keluar kataku terengah-engah. Ah Keluarin didalam saja Mas jawab Suster Jihan. Pada akhirnya dengan gerinjalan keras, air maniku berpadu dengan cairan kesenangan Suster Mimi didalam lubang kemaluannya. Karena sangat lelahnya, Suster Jihan jatuh terduduk diatas selangkanganku dengan batang kemaluanku masih tetap menancap didalam lubang kemaluannya. Kami keduanya sama tertawa senang.

Sesaat dari balik gorden masih tetap terdengar nada kesenangan sepasang makhluk yang tengah sebagian asiknya memadu kasih tanpa ada memedulikan seputarnya.

Pas satu minggu lalu, saya telah dinyatakan pulih dari DBD yang kuderita serta diijinkan pulang. Ini membuatku menyesal, terasa juga akan kehilangan dua orang suster yang sudah memberi kesenangan tidak ada tandingannya kepadaku sekian kali.

Suster Cantik Yang Memandikanku. Hari ini saya tengah sendirian dirumah serta tengah asik membaca majalah Gatra yang baru saya beli di tukang majalah dekat tempat tinggal. Ting tong Bel pintu rumahku dipencet orang. Saya buka pintu. Astaga! Nyatanya yang berada di balik pintu yaitu dua orang gadis rupawan yang sampai kini saya idam-idamkan, Suster Novia serta Suster Jihan. Ke-2 makhluk cantik ini keduanya sama kenakan kaos oblong, buat lekuk-lekuk badan mereka berdua yang memanglah indah jadi bertambah molek sekali lagi dengan payudara mereka yang walau lain ukurannya, tetapi keduanya sama membulat serta kencang.


Sesaat Suster Novia dengan celana jeansnya yang ketat, buat pantatnya yang montok makin menggairahkan, di samping Suster Jihan yang kenakan rok mini sebagian sentimeter diatas lutut hingga menunjukkan pahanya yang putih serta mulus tanpa ada noda. Kedua-duanya jadi panorama enak yang sudah pasti jadi pelepas kerinduanku. Tanpa ada ingin menghabiskan waktu, kuajak mereka berdua ke kamar tidurku. Serta seperti telah kuduga, tanpa ada basa basi mereka ingin serta mengikutiku. Serta sudah pasti, beberapa pembaca semuanya tentu sudah mengetahui, apa yang juga akan berlangsung lalu dengan kami bertiga. lalu dengan kami bertiga.
Back To Top